Resensi Buku: Teologi Sistematika 3 (Louis Berkhof)
Resensi Buku
Pendahuluan
Resensi buku ini disusun oleh: Mario Fernando Valentino Layukan (2020164834), sebagai tugas mata kuliah Teologi Perjanjian Baru I, Dosen pengampuh : Delfit Dujerslaim Lilo, M.Th, pada program studi Sarjana Theologia (S.Th).
Buku Teologi Sistematika 3; Doktrin Kristus ditulis oleh Louis Berkhof, penerjemah: Yudha Thianto, editor: Hudiyekti P. dan Henki; cetakan 11–Surabaya, penerbit: Momentum, tahun 2015; 248 halaman; jilid 3; ketebalan buku 21 cm; ISBN 602-8165-71-9. Tujuan ditulisnya buku ini ialah untuk memberitahukan kepada para pembaca mengenai ajaran tentang Kristus dimana Allah datang memulihkan kembali hubungan-Nya dengan manusia melalui Yesus Kristus
Rangkuman Gagasan Utama
Gelar Yesus sebagai Kristus menuai perdebatan yang sangat panjang dalam sejarah Kekristenan. Sampai Konsili Chalcedon, dalam literature Kristen pada abad mula-mula, Kristus disebutkan sebagai Allah dan manusia, Anak Manusia, juga Anak Allah. Olehnya konsep tsrsebut menimbulkan kontroversi.
Beberapa kelompok mencoba menyangkal keilahian Kristus, mis: sebagian dari Kaum Ebionit; Kaum Alogi yang menganggap tulisan-tulisan Yohanes mengenai doktrin tentang Logos bertentangan dengan seluruh Perjanjian Baru. Mengenai logos; Paulus dari Samosata (tokoh utama ajaran yang membedakan antara Yesus dengan Logos) menganggap Yesus adalah manusia, sama seperti manusia lain, sedangkan logos dianggap sebagai pemikiran Ilahi yang tidak berpribadi, yang kemudian tinggal dalam Kristus sejak waktu baptisan-Nya, dengan demikian memberikan kualitas bagi tugas-tugas-Nya. Konsili Chalcedon (th. 451) tetap mempertahankan pandangan mengenai kesatuan dalam pribadi Kristus dan dua nature yang ada dalam diri-Nya.
Doktrin Kristologi (konsili Chalcedon) diterima dalam masa Reformasi dimana gelar Kristus bagi Yesus adalah nama jabatan, nama Mesias. Nama ini merupakan bentuk yang setara dengan nama Maschiach yang digunakan dalam PL, yang berarti “Yang diurapi”.
Gereja menerima doktrin dua nature Kristus karena melihat sebuah misteri yang diungkapkan oleh Firman Tuhan. Namun kaum Rasionalis menyerang doktrin ini dengan mengatakan bahwa doktrin ini tidak diperlukan. Gereja tetap mempertahankan pendirian dalam pengakuan kebenaran tersebut dengan mengungkpkan beberapa bukti untuk mendukung pernyataan mengenai dua nature (Manusia dan Ilahi) Kristus; Bukti dalam PL (Mzm. 2:6-12; Yes. 9:6; Yer. 23:6; Dan. 7:13; Mi. 5:2; Zak. 13:7; Mal. 3:1). Dalam Surat-surat Paulus dan Yohanes (Yoh. 1:1-3,14,18; 2:24,25; 3:16-18,35,36; 4:14,15; 5:18,20,21,22,25-27; 11:41-44; 20:28; 1 Yoh. 1:3; 2:23; 4:14-15; 5:5; 10-13,20) dan bukti dalam Injil Sinoptik (Mat.5:17; 9:6; 11:1-6,27; 14:33; 16:16,17; 28:18, Mrk.8:38) dan bukti mengenai kemanusiaan Kristus yang tidak berdosa (Luk. 1:35; Yoh. 8:46; 14:30; 2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15; 9:14 1 Pet. 2:22; 1 Yoh. 3:5). Pada abad ke-17, doktrin mengenai keadaan Kristus sesungguhnya telah dimulai, tetapi jejak awalnya ditemukan dalam tulisan-tulisan para Reformator dan Bapak-bapak Gereja.
Teologi Reformed membedakan dua elemen kehinaan Kristus berdasarkan Filipi 2:7,8 diantaranya; Kenosis (pengosongan, exinanitio), dimana Yesus menyingkirkan keagungan Ilahi-Nya yaitu keagungan sebagai Penguasa yang berdaulat atas seluruh alam semesta; dan Tapeinosis (humilatio), dalam hal ini Ia menjadi subyek tuntutan dan kutukan hukum dimana dalam seluruh hidup-Nya Ia selalu taat dalam perbuatan dan penderitaan sampai mengalami kematian yang hina.
Ada 4 (empat) tingkatan yang digunakan Teologi Reformed dalam membedakan kemuliaan Kristus, diantaranya; Kebangkitan; Kenaikan ke Surga; Duduk di sebelah kanan Allah Bapa; dan Kedatangan Yesus secara jasmani. Adapun beberapa jabatan Kristus secara umum, diantaranya; Jabatan Nabi dan Jabatan Keimaman. Bagian terbesar dan terpenting dari karya keimaman Kristus terletak pada korban penebusan-Nya. Di jelaskan bahwa dasar yang menggerakkan Korban Penebusan Kristus, yaitu: karena kehendak Allah, Kasih dan keadilan digabungkan. Ada pandangan historis yang mengatakan bahwa penebusan Kristus itu tidak penting, mereka menganggap bahwa penebusan merupakan suatu yang sewenang-wenang dari Allah, namun ada juga yang mengatakan bahwa penebusan Kristus itu dipelukan, bukti-bukti bahwa penebusan itu perlu ada karena jelas bahwa ajaran Alkitab menyatakan bahwa Allah berkenaan dengan kebenaran dan kekudusan Ilahi, karena pada dasarnya semua manusia ada dalam kutuk dosa (hidup mereka tercemar/gambar Allah rusak pada diri manusia), sehingga Kristus perlu dipersembahkan sebagai korban bagi penebusan. Arti kebenaran penebusan juga berasal dari kebenaran Allah, dimana Allah adalah kebenaran dan tak dapat berdusta. Penebusan Kristus ditetapkan untuk memengaruhi hubungan antara Allah dan orang berdosa; dimana keadaan dan kondisi Kristus ialah sebagai pengantara yang memungkinkan keselamatan, dan keadaan serta kondisi orang berdosa.
Evaluasi Kritis & Rekomendasi
Tulisan di dalam buku ini menggunakan tata bahasa yang baik dan mudah dimengerti, juga memiliki struktur yang sistematis sehingga menarik untuk dibaca. Di dalam buku ini memberikan penjelasan yang baik perihal doktrin tentang Kristus, diantaranya; penetapan gelar Yesus, permasalahan nature dari Kristus, dan tujuan hadirnya Ia sebagai penebus dalam karya penyelamatan-Nya. Hasil-hasil Konsili untuk menetapkan gelar Kristus tidak terlalu dijelaskan secara detail, yang lebih banyak dibahas ialah nature dari Kristus dan tujuan hadir-Nya Ia di dunia sebagai korban penebusan bagi keselamatan umat manusia yang percaya kepada-Nya. Secara Alkitabiah, melalui isi dari kitab-kitab PL, Injil Sinoptik dan Surat-surat Paulus dan Yohanes, Louis Berkhof mencoba menjelaskan beberapa pokok untuk menjawab hala-hal tersebut. Bagi setiap orang yang ingin mengetahui doktrin tentang Kristus, buku ini dapat membantu pembaca untuk lebih mudah mengetahui, mengerti dan memahami doktrin tentang Kristus melalui sudut pandang sejarah dan Alkitabiah.
Komentar
Posting Komentar